BANDUNG - Sebanyak 20 santri dari ribuan santri dari seluruh Indonesia yang mengikuti Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) diterima untuk melanjutkan pendidikan sarjana di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat.
Andika Putera, salah satu peserta PBSB yang lolos mengaku termotivasi mengikuti program ini karena ingin membuktikan bahwa santri juga dapat berprestasi baik dalam kegiatan akademik mau non-akademik.
Terkait pilihan jurusan bahasa Inggris, santri asal Pesantren Qodratullah Banyuasin, Sumatera Selatan, ini beralasan bahwa sebagian santri masih memiliki keterbatasan dalam menguasi bahasa Inggris.
“Jadi, saya masuk bahasa Inggris, karena ketika lulus nanti bisa mengamalkan ilmu yang saya dapat untuk pondok pesantren, sehingga dapat mengisi kekurangan santri terhadap bahasa Inggris,” ungkapnya kepada NU Online, Selasa (26/8).
Usaha ke depan yang akan dilakukan, bagi Andika adalah memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menyelesaikan pendidikan sarjana sesuai target yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) sebagai penyelanggara PBSB.
“Setelah lulus, segera mengabdikan diri di pondok pesantren dan masyarakat, guna menyiarkan agama Islam,” harap Andika.
Berbeda dengan Andika, Laila Isrofatun, santri asal Pesantren Nurul Khoir Surabaya ini memilih jurusan bahasa Inggris memang karena menyukai pelajaran bahasa Inggris.
“Santri juga dapat menjadi manusia internasional yang berjiwa Islami. Apalagi di era modern seperti ini, bahasa Inggris juga perlu untuk dipelajari dan dimengerti karena merupakan bahasa internasional,” tutur santri putri yang akrab disapa Laila.
Menurut data yang dihimpun dari website PD Pontren, santri-santri yang menerima beasiswa PBSB, setelah lulus pendidikan sarjana diwajibkan mengabdi ke pesantren asalnya. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib/nuon)
Andika Putera, salah satu peserta PBSB yang lolos mengaku termotivasi mengikuti program ini karena ingin membuktikan bahwa santri juga dapat berprestasi baik dalam kegiatan akademik mau non-akademik.
Terkait pilihan jurusan bahasa Inggris, santri asal Pesantren Qodratullah Banyuasin, Sumatera Selatan, ini beralasan bahwa sebagian santri masih memiliki keterbatasan dalam menguasi bahasa Inggris.
“Jadi, saya masuk bahasa Inggris, karena ketika lulus nanti bisa mengamalkan ilmu yang saya dapat untuk pondok pesantren, sehingga dapat mengisi kekurangan santri terhadap bahasa Inggris,” ungkapnya kepada NU Online, Selasa (26/8).
Usaha ke depan yang akan dilakukan, bagi Andika adalah memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menyelesaikan pendidikan sarjana sesuai target yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) sebagai penyelanggara PBSB.
“Setelah lulus, segera mengabdikan diri di pondok pesantren dan masyarakat, guna menyiarkan agama Islam,” harap Andika.
Berbeda dengan Andika, Laila Isrofatun, santri asal Pesantren Nurul Khoir Surabaya ini memilih jurusan bahasa Inggris memang karena menyukai pelajaran bahasa Inggris.
“Santri juga dapat menjadi manusia internasional yang berjiwa Islami. Apalagi di era modern seperti ini, bahasa Inggris juga perlu untuk dipelajari dan dimengerti karena merupakan bahasa internasional,” tutur santri putri yang akrab disapa Laila.
Menurut data yang dihimpun dari website PD Pontren, santri-santri yang menerima beasiswa PBSB, setelah lulus pendidikan sarjana diwajibkan mengabdi ke pesantren asalnya. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib/nuon)
Foto Ilustrasi
Posting Komentar